Melihat realita negara kita saat ini, seakan melihat buah mangga
yang masak tak sempurna di musim penghujan. Penuh dengan boleng-boleng
serta rasa yang tak begitu nikmat jika dimakan. Negara kita saat ini tengah
menghadapi berbagai guyuran permasalahan, mulai dari korupsi, kekerasan
seksual, tawuran, pembunuhan, dan beberapa permasalahan lainnya, makin hari semakin
menggurita.
Oleh karena itu, kedepannya negara kita ini sangat membutuhkan
sosok pemimpin yang sangat piawai dalam menangani segala permasalahan tersebut.
Dan tentunya calon pemimpin itu tidak lain adalah para pemuda yang hidup di
zaman sekarang. Ya, pemuda yang katanya sebagai agent of change, agent
of control dan beberapa sebutan bergengsi lainnya.
Namun, lagi-lagi kita memberikan permasalah pada negara jika
membicarakan masalah pemuda saat ini. Coba kita lihat, kebanyakan pemuda saat
ini telah terjangkit virus hedonisme yang sangat akut. Mulai dari fasion
(life style), jika tidak up to date dikatakan dengan orang katrok, norak,
ndeso, dsbg. Budaya tawuran, berkecimpung dalam lingkaran setan (miras,
obat-obatan terlarang, narkotika dan “pacaran bebas” yang berujung pada
tindakan asusila) selalu menjadi berita hangat di setiap harinya. Lalu
pertanyaannya, apakah model pemuda seperti ini yang diharapkan oleh negara
kita, Indonesia tercinta?
Tentu jawabnya tidak. Bukan pemuda seperti itu yang diharapkan dan
didambakan untuk membenahi negara ini ke depannya, tapi pemuda “luar biasa”lah
yang diharapkan. Yaitu generasi muda yang menyadari posisi dan fungsinya
sebagai generasi pilihan yang selalu dinanti dan diharapkan keperkasaannya.
Melalui buku Muda Luar Biasa, Jurus Tak Biasa, Menjadi Luar
Biasa ini, penulis menerangkan secara gamblang bagaimana caranya menjadi
pemuda yang luar biasa. Yaitu pemuda yang dapat berfikir keluar dari kebiasaan
kebanyakan pemuda saat ini (pemuda yang senang hura-hura yang selalu ingin
memuaskan hawa nafsunya).
Secara umum, buku setebal 287 ini membahas tiga pokok permasalahan:
Pertama, untuk menjadi seorang pemuda luar biasa, Al-Farobi Ibnu Hasan
menerangkan bahwa langkah pertama kali yang harus dilakukan adalah mengenali
secara akrab tentang segala sesuatu yang terjadi pada diri seorang pemuda.
Di sadari atau tidak, seseorang yang telah memasuki masa muda akan
mengalami perubahan yang sangat urgent. Baik dari segi fisik maupun non fisik
(pola pikir, sikap dan perilaku). Yang jelas masa muda itu berbeda dengan masa
anak ataupun masa tua. Perlu disadari bahwasannya masa muda merupakan masa yang
paling kaya sepanjang perjalanan hidup kita di dunia. Yaitu kaya kekuatan,
kesempatan serta kaya obsesi dan ambisi.
Masa muda adalah masa yang sangat menentukan untuk kesuksesan di
masa depan. Ia seperti pelontar yang bisa melemparkan ke puncak sukses, atau
sebalinya, menjungkalkan kita ke jurang kegagalan. Artinya, jika masa muda ini
benar-benar dimaksimalkan kehadirannya, diseksamai potensinya dan dijejaki
dengan sungguh-sungguh, maka akan ada sejuta kesempatan yang hadir di dalamnya,
dan kita akan segera menggenggam kesuksesan di masa depan.
Tetapi sebaliknya, jika kehadirannya tidak disadari, keberadaannya
hanya sebagai pemuas nafsu, potensinya diabaikan begitu saja, urgenitasnya
tidak pernah mau direnungi dan dipelajari sehingga menyebabkan kita tidak mau
dan tidak mampu memaksimalkan karunia Tuhan yang diberikan pada masa muda, maka
kehancuranlah yang akan kita jumpai di masa yang akan datang (hlm 30-31).
Pemuda luar biasa itu selalu berfikir ke arah yang lebih dewasa dan
relistis. Mereka lebih bijaksana dalam menentukan sebuah keputusan, dewasa
dalam menghadapi masalah dan tajam dalam berfikir. Mereka tidak sembarangan
menerima sebuah kabar dan wacana, tetapi mempertimbangkan kebenarannya dahulu.
Fokus berfikir mereka pada apa yang di depan dengan memaksimalkan yang ada saat
ini. Mereka tidak bersikap dan berperilaku seperti anak usia dini, yang selalu
menomorsatukan kesenangan belaka dan selalu ingin dipenuhi segala keinginannya
(hlm 23-28).
Kedua, bergerak.
Maksudnya setelah kita mengetahui serta memahami segala potensi yang ada pada
masa muda, langkah selanjutnya yaitu mengaktualisasikan segala potensi tersebut
dalam sebuah tindakan. Masa muda adalah masa yang dijanjikan. Masa yang diidam-idamkan
untuk menggantikan kepemimpinan di masa mendatang. Untuk itu kita harus selalu
berikhtiar secara total dalam memenuhi tuntutan tersebut. Disamping berikhtiar,
sebagai penyempurna jangan lupa juga agar selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa karena segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini tergantung dari kehendak-Nya.
Terkhir, yaitu memahami
arti kesuksesan yang sejati serta meredam segala sesuatu yang sering menyesatkan
pada generasi muda. Selama ini kita memaknai kesuksesan itu hanya sebatas pada
pencapaian materi dan terpenuhinya kehendak setelah kita melakukan berbagai
macam ikhtiar. Pemaknaan sukses model inilah yang seringkali melahirkan
penyesalan yang mendalam. Sehingga, sering mengakibatkan keputusasaan kita
dalam menggapai sebuah impian. Untuk itu, perlu kiranya kita meluruskan
pemaknaan tersebut agar dampak yang merugikan itu tidak lagi kita alami.
Kesuksesan sejati itu adalah rasa yang memunculkan titik-titik kebahagiaan
dalam hati kita yang sesekali “mungkin” terjadi sebagai akibat dari pencapaian
dan keterpenuhan kehendak kita tetapi terkadang pula muncul disebabkan
keramah-tamahan dan kerendahan hati kita dalam menerima keberadaan dan keadaan
kita (hlm 271).
Selain pemaknaan kesuksesan yang keliru, masa muda itu seringkali terjangkit
virus “coba-coba” akibat dari rasa ingin tahunnya yang sangat tinggi. Ingin mecoba
segala sesuatu yang dirasa sangat menyenangkan dirinya atau agar dianggap “bergengsi,
keren atau apalah” oleh teman-temannya tanpa memikirkan terlebih dahulu apa
efek dari perilaku mencoba sesuatu tersebut. Misalkan, kasus yang banyak
menimpa kaum muda adalah masalah narkoba. Mereka awalnya dalam mengkonsumsi
narkoba hanya sekadar mencoba, tapi lama-kelamaan mereka akan kecanduan yang
pada akhirnya menuju pada suatu kehancuran. Rasa ingin tahu dalam keilmuan atau
ingin memperluas wawasan itu sangatlah baik adanya, tapi kalau untuk masalah
narkoba, seks bebas dan sejenisnya redamlah mulai sekarang jika kita ingin
menjadi seorang pemuda luar biasa.
Akhirnya, buku Muda Luar Biasa, Jurus Tak Biasa, Menjadi Muda
Luar Biasa ini sangat cocok dibaca khususnya bagi kaum muda agar segera
sadar dari dahsyatnya hipnotis “hedonisme” yang sangat merugikan dirinya
sendiri. Karena ide-ide inspiratif mengenai aspek spiritualis yang dibubuhkan
dalam buku ini sangat cocok dijadikan suplemen hidup untuk menjadi pemuda luar
biasa. Tapi, seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak. Buku ini
belumlah sempurna, masih banyak terjadi kesalahan dalam pengetikan dan peletakan
tanda bacanya.
Jubul Buku: Muda Luar Biasa, Jurus Tak Biasa, Menjadi Muda Luar
Biasa
Penulis: Al-Farobi Ibnu Hasan
Penerbit: WritingRevo Publishing, Yogyakarta
Cetakan: I, Oktober 2013
Tebal: 287 halaman
ISBN: 978-602-7858-53-4
Peresensi: Wahyu Eko Sasmito (Pustakawan UIN Sunan Ampel, Surabaya). Resensi ini pernah dimuat di Wasathon.com, 8 Januari 2014.