Sabtu, 09 Mei 2015

Begini Cara Mempercantik Diri Secara Syari

Judul Buku: Perempuan Dambaan Al-Qur’an
Penulis: Gayatri Ida Susanti
Penerbit: Mizania
Cetakan: I, 2014
Tebal Buku: 163 halaman
ISBN: 978-602-1337-06-6

Tampil cantik pada setiap waktu adalah dambaan setiap perempuan. Karena, menampilkan semua kecantikan yang dimilikinya merupakan fitrah atau pembawaannya. Dapat dikatakan bahwa kecantikan termasuk senjata terhandal yang dimiliki oleh perempuan. Dengan bermodal kecantikan, perempuan bisa mendapatkan segala sesuatu yang mereka inginkan.

Untuk itu, tak heran jika ingin berpenampilan cantik, perempuan berjuang dengan pergi ke salon kecantikan, ke butik untuk mencari pakaian, ke toko aksesoris untuk mencari hiasan tubuh (seperti bros, ikat rambut, gelang, kalung, cincin, dan lain sebagainya). Sebagian ada yang memermak penampilannya dengan cara yang menyalahi aturan agama, misalnya melakukan operasi plastik untuk memancungkang hidung, mengubah bentuk bibir, atau mengoperasi wajah keseluruhan dan bagian-bagian tubuh yang lain agar terlihat lebih kelihatan proporsional. Bahkan, ada yang nekad pergi ke klenik untuk dipasangi susuk agar terlihat aura kecantikannya.

Menjaga kecantikan fisik (tubuh) memang perlu kita perhatikan. Karena hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita semua. Namun, jika cara yang digunakan itu melanggar aturan agama sungguh sangatlah tidak baik dan wajib kita hindari. Hal itu dapat merugikan diri kita sendiri baik di dunia maupun di akhirat kelak. Secara sederhana, bersyukur sama halnya dengan ucapan terima kasih kepada orang yang telah membarikan sesuatu kepada kita. Dan, cara terbaik untuk mengungkapkan rasa terima kasih adalah kita membalasnya dengan sesuatu yang baik pula, sesuatu yang dapat menyenangkan atau membahagiakan sang pemberi. Bukan malah sebaliknya, melakukan sesuatu yang dapat memantik kemarahan atau kebenciannya.

Melalui buku Perempuan Dambaan Al-Qur’an ini, Gayatri Ida Susanti menerangkan secara gamblang tentang trik-trik mempercantik diri secara syar’i (melalui beberapa amalan ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, shodaqoh, dzikir, dll). Dengan bahasa yang ringan, Gayatri mampu menerangkan kepada para pembaca perihal bagaimana hubungan antara beberapa macam amalan ibadah tersebut dapat mempengaruhi kecantikan seseorang secara ilmiah.

Ibadah shalat misalnya, seseorang yang melaksanakan shalat karena Allah dengan khusuk kebutuhan ruhiahnya akan terpenuhi. Dan, terpenuhinya kebutuhan ruhiah (kenyamanan psikologis) ini akan menimbulkan efek ketenangan jiwa dan kedamaian. Kedamaian dan ketenangan jiwa itu akan memancar pada wajah. Bisa dibuktikan bahwa orang yang shalatnya baik, wajahnya enak dilihat: teduh dan sejuk (halaman 42-43).

Puasa juga penting untuk keindahan dan kecantikan diri. Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma menerangkan bahwa puasa dapat menjadikan kulit orang yang melakukannya lebih segar dan lembut. Bagaimana bisa? Bisa, karena ketika seseorang sedang berpuasa, berarti tubuh kekurangan kalori atau energi. Ketika tubuh kekurangan kalori, tubuh akan membongkar makanan dari sel-sel tubuh. Bersamaan dengan pembongkaran sari makanan di tingkat sel, racun-racun di sel juga akan terurai. Racun-racun ini akan diangkut dan dikeluarkan melalui organ-organ ekskresi (organ yang tugasnya mengeluarkan racun atau kotoran dari tubuh), sehingga ketika sel terbebas dari racun, secara otomatis kulit akan menjadi lebih mulus dan cantik (halaman 104-106).

Mempercantik diri secara syar’i inilah yang akan menuntun kita kepada makna kecantikan diri yang hakiki. Kecantikan diri yang hakiki itu tak selalu bertumpu pada hal-hal yang bersifat fisik saja, melainkan juga merujuk pada kebaikan akhlak dan juga ketebalan iman seseorang. Bayangkan saja, ada seorang yang berparas cantik misalnya, tetapi ia memiliki perilaku yang jelek, suka cemberut, suka marah-marah dan sedikit senyum, ia akan dikucilkan oleh banyak orang. Dekat dengannya laksana duduk di atas duri yang ingin segera pergi. Karena, keberadaannya membuat kita merasa tidak nyaman atau penuh dengan kegelisahan. Beda halnya dengan orang yang berparas cantik, berakhlak baik, murah senyum, penyabar, sopan, dan jujur, dekat dengannya bagaikan berteduh di bawah pohon yang rindang dengan tiupan angin sepoi-sepoi sejuk nan menentramkan.

Selain beberapa trik mempercantik diri seperti telah dijelaskan di atas, penulis juga memberikan penjelasan tentang beberapa amalan fisik khusus untuk kecantikan yang tidak bertentangan dengan agama. Di samping itu, pada bab terakhir dalam buku ini, penulis memberikan peringatan kepada kita semua mengenai perihal cara mempercantik diri yang diharamkan oleh agama. Dengan demikian, buku ini sangat cocok untuk dibaca khususnya bagi kaum hawa agar di dalam mempercantik dirinya itu tidak melanggar syari’at agama. Merawat dan menjaga kencantikan diri itu memang penting, tapi merawat dan menjaga kecantikan diri secara syar’i itu jauh lebih penting.

Tulisan ini juga pernah dipublikasikan di Wasathon.com pada 31 Maret 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar