Rabu, 13 Maret 2013

Mahasiswa Pemimpin Masa Depan

Apa yang terlintas dalam benak kita ketika kita berbicara tentang “Mahasiswa”? jika berbicara tentang mahasiswa berarti berbicara tentang perubahan, berbicara tentang perubahan berarti berbicara tentang mahsiswa.

Hal tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat berbagai gelar dan status yang disandangkan kepadanya, yaitu sebagai agen perubahan ( agent of change ), iron stock dan social control.

Mahasiswa sebagai agent of change memiliki artian bahwasanya ia terbuka dengan segala perubahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus menjadi subjek dan atau objek perubahan itu sendiri. Dengan kata lain mahasiswa adalah aktor dan sutradara dalam sebuah pagelaran yang bertitelkan perubahan.

Selain itu, dalam kehidupan masyarakat mahasiswa dinilai lebih, dalam hal wawasan dan keintelektualitasan serta mereka marupakan tumpuan masyarakat dalam membangun sebuah perubahan yang lebih baik. Oleh sebab itu kehadiran mahasiswa sangat berharga dalam kancah kehidupan bermasyarakat untuk menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang.

Banyak juga orang yang meragukan eksistensi mahasiswa dalam mewujudkan sebuah perubahan di tengah masyarakat karena sekarang ini banyak mahasiswa yang kuliah hanya dibuat sebagai agenda ngumpul-ngumpul bersama teman sekampusnya, dan mayoritas mahasiswa sekarang ini kuliah hanya sekedar mencari ijazah dan nilai saja yang mana dikeesokan hari setelah mereka lulus kuliah dapat digunakan untuk mencari pekerjaan yang hanya dapat bermanfaat bagi diri-sendiri dan keluarganya, sedangkan untuk pengabdian terhadap masyarakat hampir sudah tidak dapat dijumpai lagi di zaman sekarang ini.

Dengan demikian, sikap peka dan peduli kepada masyarakat yang merupakan hal yang paling penting dalam melakukan sebuah perubahan, lama- kelamaan semakin tidak nampak pada diri mahasiswa tersebut, mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan masyarakat. Dari sinilah mulai muncul keraguan masyarakat terhadap eksistensi mahasiswa dalam melakukan sebuah perubahan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa mahasiswalah yang paling eksis dalam membuat sebuah perubahan di tengah masyarakat. Sebagai contoh, kemerdekaan Indonesia secara de yure tak lepas dari peranan mahasiswa dalam memperjuangkanya. Begitu juga dengan runtuhnya rezim diktator orde baru pada tahun 1998 juga tak lepas dari peranan mahasiswa dalam memperjuangkanya. Namun, mahasiswa zaman sekarang ini jauh berbeda dengan mahasiswa zaman dahulu yang semangat dan ikhlas dalam mengabdi pada masyarakat. Kini telah berubah seperti halnya yang telah penulis utarakan diatas.

Peran mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan social control mengharuskan mahasiswa harus melek dan peduli dengan lingkungan, sehingga ia akan mudah menyadari semua permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Karena bagimanapun, hanya mahasiswa yang sadar dengan keadaanlah yang mampu dan layak mengusung sebuah perubahan.  Oleh karena itu untuk menjadi seorang mahasiswa yang melek dan peduli dengan lingkungan ia dapat melakukanya dengan “olah rasa”. Terkait dengan hal tersebut, para leluhur bangsa kita tempo dulu berpesan kepada para generasi muda, agar setiap diri mempunyai “rasa” yang tinggi, yang tertuang dalam “tribrata” (tiga sikap kesatria), yaitu, Handarbeni, artinya ikut merasa memiliki. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai pemimpin masa depan ia harus menjaga dan merawat masyarakat bahkan bangsa yang dipimpin ini sebagai miliknya sendiri, memperhatikan masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, menumbuhkan rasa seakan ia juga ikut merasakan seperti apa yang masyarakat rasakan serta dapat memunculkan rasa empati pada dirinya terhadap penderitaan yang dirasakan masyarakat. Selanjutnya yaitu Hangrungkebi, artinya membela dan mempertahankan. Ketika ia sudah merasa memiliki, maka ia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan masyarakat bahkan bangsa yang ia pimpin. Yang terakhir, Mulat Sariro Angroso Wani, artinya mau introspeksi diri, tahu diri dan tidak takut dikritik. Sebagai pemimpin ia harus mau berkaca, malihat apa kekurangan pada dirinya, dan menerima dengan lapang dada semua kritik dan saran tentang dirinya.

Dengan demikian, sebagai mahasiswa pemimpin masa depan bangsa Indonesia, seharusnya kita selalu melatih diri kita untuk mempraktekkan pesan dari para leluhur bangsa kita tersebut sebagai sarana melatih diri kita menjadi seorang pemimpin bangsa yang bijak, jujur, bertanggung jawab, serta dapat menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar